Selasa, 08 Desember 2009

PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH (PPKI) bagian ke-1

0 komentar
PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH
bagian ke-1





Dari kami : Mahasiswa Universitas Negeri Malang





BAB I
FORMAT PENULISAN KARYA ILMIAH



Skripsi, paper/makalah, laporan penelitian, dan lain sebagainya, memiliki format penulisan tertentu untuk bisa disebut sebagai sebuah karya ilmiah. Uraian di bawah ini membahas format penulisan karya ilmiah berupa skripsi pada Program S-1 Pemerintahan Integratif. Namun beberapa poin penting dalam format penulisan dimaksud bisa dipakai sebagai acuan dalam penulisan karya ilmiah selain skripsi, seperti paper/makalah, artikel dalam jurnal ilmiah, dan lain sebagainya.




A. Bahan dan Ukuran Kertas

Bahan dan ukuran kertas yang dipakai dalam sebuah karya ilmiah adalah sebagai berikut:

1. Ukuran kertas: A4 (21 x 29,7 cm).
2. Jenis kertas: HVS 80 gram.
3. Kertas doorslag berwarna (sesuai dengan warna yang telah ditentukan) dengan lambang Universitas Negeri Malang sebagai pembatas. (Khusus untuk Skripsi. Percetakan umumnya sudah menyediakan kertas pembatas ini).


B. Pengetikan

Ketentuan-ketentuan dalam pengetikan sebuah karya ilmiah dirinci sebagai berikut:

  1. Menggunakan software pengolah kata dengan flatform Windows, seperti MS Word, Excel, dan lain-lain. (Penggunaan software Open Source pengolah kata dengan flatform Linux, seperti Open Office, diperbolehkan asalkan dalam penyerahan file dalam cakram digital (khusus untuk skripsi), file tersebut sudah dikonversi ke PDF dan bisa dibaca dengan Windows).

  2. Jenis huruf yang digunakan adalah Times New Roman dengan ukuran 12 kecuali untuk:
    • Halaman judul sampul/luar (hard cover) dan halaman judul dalam (soft cover), yang menggunakan huruf tegak (kecuali istilah asing) dan dicetak tebal (bold) dengan ukuran font mulai 12 sampai 16 (disesuaikan dengan panjang judul, lihat Lampiran).
    • Catatan kaki (footnotes), yang menggunakan font ukuran 10.

  3. Huruf tebal (bold) digunakan untuk judul dan sub-judul (sub-bab, sub sub-bab), memberi penekanan, pembedaan, dan sejenisnya.

  4. Huruf miring (italic) digunakan untuk istilah dalam bahasa asing atau bahasa daerah, memberi penekanan, pembedaan (termasuk pembedaan sub-judul yang hirarkhinya tidak setingkat), dan sejenisnya. Judul sub-sub-sub-bab dibuat dengan mengkombinasikan huruf miring dan huruf tebal (italic-bold atau bold-italic). Judul sub sub-sub-sub-bab dan seterusnya dibuat dengan huruf miring biasa (italic).

  5. Batas tepi (margin):
    • Tepi atas : 4 cm
    • Tepi bawah : 3 cm
    • Tepi kiri : 4 cm
    • Tepi kanan : 3 cm

  6. Sela ketukan (indensi) selebar 1 cm. Indensi Tab dipakai pada baris pertama alinea baru. Indensi gantung digunakan untuk daftar pustaka.

  7. Spasi bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir:
    a. Bagian awal dari karya ilmiah termasuk di dalamnya adalah halaman judul, halaman pengesahan, halaman pernyataan, abstrak, riwayat hidup, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran. Spasi yang digunakan adalah:

    1) Pernyataan ditulis dengan spasi tunggal (lihat Lampiran).
    2) Riwayat Hidup dan Kata Pengantar ditulis dengan spasi ganda.
    3) Abstrak, antara 150-250 kata (dalam satu halaman) ditulis dengan menggunakan spasi tunggal (lihat Lampiran).
    4) Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar, Daftar Lampiran disusun dengan menggunakan spasi tunggal (lihat Lampiran).

    b. Bagian isi karya ilmiah meliputi Bab I sampai BAB V, disusun dengan menggunakan spasi ganda.

    c. Bagian akhir karya ilmiah terdiri dari Daftar Pustaka, yang daftar referensinya memakai spasi tunggal dan indensi gantung (jarak antar referensi dengan spasi ganda), dan Lampiran yang ditulis dengan
    spasi tunggal atau disesuaikan dengan bentuk/jenis lampiran.
  8. Judul karya ilmiah, bab, sub bab, dan lain sebagainya:
    a. Judul karya ilmiah dan bab, diketik dengan huruf besar/kapital, dicetak tebal, tanpa singkatan (kecuali yang berlaku umum seperti PT., CV.), posisinya di tengah halaman, dan tanpa diakhiri tanda titik. Perkecualiannya adalah judul pada halaman Persetujuan Seminar dan Pengesahan Skripsi (dengan huruf biasa, dicetak tebal).

    b. Judul sub-bab diketik sejajar dengan batas tepi (margin) sebelah kiri dengan menggunakan huruf A, B, C, dan seterusnya. Huruf pertama setiap kata dimulai dengan huruf besar (Title Case) kecuali kata penghubung dan kata depan, tanpa diakhiri titik. Judul sub-bab dicetak dengan huruf tebal (bold).

    c. Judul sub sub-bab dimulai dengan angka 1, 2, 3 dan seterusnya.
    Huruf pertama setiap kata dimulai dengan huruf besar (Title Case)
    kecuali kata penghubung dan kata depan, tanpa diakhiri titik. Judul sub sub-bab dicetak dengan huruf tebal (bold).

    d. Judul sub sub-sub-bab dimulai dengan huruf a, b, c dan seterusnya. Huruf pertama setiap kata dimulai dengan huruf besar (Title Case) kecuali kata penghubung dan kata depan, tanpa diakhiri titik. Judul sub sub-sub-bab dicetak dengan huruf tebal- miring (bold-italic).

    e. Judul sub sub-sub-sub bab dimulai dengan angka 1), 2), 3) dst. (tanpa titik), dan judul sub sub-sub-sub-sub bab dimulai dengan
    huruf a), b), c) dst. (tanpa titik). Huruf pertama setiap kata dimulai
    dengan huruf besar (Title Case) kecuali kata penghubung dan kata depan, tanpa diakhiri titik. Judul sub sub-sub-sub-bab dan sub sub- sub-sub-sub-bab dicetak dengan huruf miring (italic).

    f. Judul sub-bab, sub sub-bab, dan sub sub-sub-bab, dan seterusnya (headings hierarchy) perlu dibedakan dengan rincian poin-poin atau item-item (points/items hierarchy). Penulisan headings hierarchy dimulai dari A, B, C, lalu 1, 2, 3, kemudian a, b, c, dan seterusnya (lihat Box) dibuat sejajar dengan batas tepi kiri pengetikan (batas margin kiri). Isi atau teksnya (alinea, kalimat) juga dibuat sejajar dengan batas tepi kiri pengetikan dan awal kalimat dalam alinea baru dibuat dengan indensi 1 cm). Sementara penulisan points/items hierarchy tidak sejajar dengan batas tepi kiri pengetikan (batas margin kiri), melainkan mengikuti poin-poin/item-item dimaksud atau posisinya disesuaikan dengan memperhatikan estetika. Penggunaan angka atau huruf awal untuk poin-poin atau item-item juga disesuaikan (bisa dimulai dari 1,2,3 atau a, b, c).

    Penulisan headings hierarchy (sub-judul) - sejajar batas tepi kiri:






    Penulisan points/items hierarchy (rincian poin-poin/item-item) - tidak
    sejajar dengan batas tepi kiri (masuk ke dalam, disesuaikan):


    Catatan: Poin/Item dan sub-subnya ditulis dengan huruf biasa, kecuali untuk pemberian tekanan, istilah asing, dsb.


    g. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang perbedaan
    keduanya (headings hierarchy dan points/items hierarchy) dalam sebuah teks/tulisan, lihat contohnya pada Lampiran.

    h. Sepanjang memungkinkan, hindari penggunaan hirarkhi sub-judul (headings hierarchy) yang terlalu banyak tingkatannya (sub sub-sub- sub-bab dan seterusnya). Hal ini bisa dilakukan dengan memanfaatkan penggunaan rincian poin-poin atau item-item (points/items hierarchy).
  9. Bilangan dan satuan:

    a. Bilangan diketik dengan angka kecuali bilangan yang terletak pada awal kalimat yang harus dieja. Contoh:
    Umur mesin 10 tahun.
    Sepuluh perusahaan besar… dan seterusnya.

    b. Bilangan desimal ditandai dengan koma (contoh: Rp1.150,25)

    c. Satuan dinyatakan dengan singkatan resmi tanpa tanda titik (kg, cm, dan lain-lain)

    d. Pecahan yang berdiri sendiri ditulis dengan angka, sedangkan
    pecahan yang bergabung dengan bilangan bulat harus ditulis dengan huruf/dieja. Contoh: tiga dua pertiga.


C. Penomoran Halaman

Ketentuan-ketentuan dalam penomoran halaman, seperti halaman-
halaman awal, halaman judul bab, halaman teks utama, dan lain sebagainya, adalah sebagai berikut:

  1. Bagian awal karya ilmiah (halaman judul, halaman pengesahan, halaman pernyataan, abstrak, riwayat hidup, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran) diberi nomor halaman dengan angka romawi kecil (i, ii, iii, dan seterusnya) dan ditempatkan di tengah bagian bawah. Halaman judul tidak diberi nomor, tetapi tetap dihitung.

  2. Mulai dari BAB I sampai dengan halaman terakhir pada Daftar Pustaka diberi nomor halaman dengan angka latin (1, 2, 3, dan seterusnya). Nomor halaman ditempatkan di sebelah kanan atas, kecuali bab baru yang tidak diisi nomor halaman.

  3. Data yang mendukung penelitian disajikan dalam lampiran yang disajikan menurut kelompoknya tanpa diberi nomor halaman. Contoh:
    Lampiran 1. Pedoman Wawancara
    Lampiran 2. Peta Desa Mahak Baru


D. Tabel dan Gambar

Pembuatan dan penomoran Tabel dan Gambar mengikuti ketentuan-
ketentuan sebagai berikut:

1. Tabel

a. Tabel dalam bagian isi karya ilmiah berisi ringkasan data-data
penelitian yang penting. Data l engkapnya dapat disajikan pada
Lampiran.
b. Tabel disajikan di tengah, simetris/sejajar dengan batas tepi kiri dan kanan pengetikan.
c. Kolom-kolom disusun dengan rapi sehingga mudah dibaca.
d. Jarak antara baris dalam tabel adalah satu spasi.
e. Garis batas tabel tidak melampaui batas tepi kertas.
f. Kolom tabel diletakkan sejajar dengan panjang kertas.
g. Tabel boleh diletakkan di tengah halaman di antara baris-baris teks. Dalam hal ini jarak tabel dan kalimat di bawahnya adalah dua spasi.
h. Di atas garis batas tabel dituliskan nomor dan judul tabel, dengan ketentuan:
1) Jika judul tabel terdiri dari dua baris atau lebih, maka spasi
yang digunakan adalah satu spasi. Baris terakhir judul terletak dua spasi di atas garis batas atas tabel.
2) Nomor tabel terletak dua spasi di bawah baris terakhir teks.
Nomor tabel terdiri dari dua bagian, bagian pertama menunjukkan nomor bab tempat tabel itu dimuat, dan bagian kedua menunjukkan nomor urut tabel pada bab itu. Contoh: Tabel 2.5 menunjukkan bahwa tabel itu ada di BAB II dan tabel urutan kelima pada bab itu.
i. Tabel yang memerlukan kertas yang l ebih besar dari halaman naskah dapat diizinkan, tetapi sebaiknya hanya tabel yang jika dilipat satu kali sudah mencapai ukuran halaman naskah yang dimasukkan dalam teks.
j. Dalam setiap tabel tentang data, di bawah tabel tersebut harus dicantumkan sumbernya dengan ukuran huruf (font) 10 dengan
spasi tunggal (lihat Lampiran).


2. Gambar

a. Yang dimaksud dengan gambar adalah bagan, grafik, peta, diagram, atau foto.
b. Garis batas gambar diletakkan sedemikian rupa sehingga garis batas tersebut tidak melampaui batas tepi kertas.
c. Untuk gambar besar, ukurannya diatur agar sejajar dengan batas tepi kiri dan kanan pengetikan; sedangkan untuk gambar kecil yang
tampilannya menjadi kurang bagus kalau diperbesar, atur ukuran dan
posisinya agar simetris dengan batas tepi halaman (tidak sejajar, tapi jarak ke tepi kiri dan kanan sama).
d. Di atas gambar disajikan nomor dan judul gambar, dengan ketentuan:
1) Jika judul gambar terdiri dari dua baris atau lebih, spasi yang digunakan adalah spasi tunggal. Baris terakhir judul terletak dua spasi di atas gambar.
2) Nomor gambar terletak dua spasi di bawah baris terakhir teks.
Nomor gambar terdiri dari dua bagian. Bagian pertama menunjukkan nomor bab tempat gambar itu dimuat, sedangkan bagian kedua menunjukkan nomor urut tabel pada bab itu. Contoh: Gambar 2.1 menunjukkan bahwa gambar tersebut adalah gambar urutan pertama pada Bab II.
e. Gambar yang memerlukan halaman yang lebih besar dari halaman naskah disajikan sebagai lampiran.
f. Jika ada keterangan gambar, keterangan tersebut ditulis pada tempat
kosong di bawah gambar (tidak diletakkan di halaman lain).
g. Contoh penyajian gambar bisa dilihat dalam Lampiran.


Kami persembahkan juga untuk Anda :

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah bagian ke-2

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah bagian ke-3

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah bagian ke-4

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah bagian ke-5


Artikel ini kami persembahkan untuk Anda atas kerja keras semua Tim www.mahasiswa-um.com. Untuk itu, hargailah kerja keras kami dengan mencantumkan link sumber: www.mahasiswa-um.com, bila mengcopy/menyalin artikel ini.



www.mahasiswa-um.com

Sudah membaca yang di bawah ini ?



0 komentar:

Posting Komentar